SURVEILANS RESISTENSI OBAT KUSTA DI KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT

SURVEILANS RESISTENSI OBAT KUSTA DI KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT
Bima – Bima merupakan kabupaten dengan kasus Kusta tertinggi di Provinsi NTB dengan kasus kusta sebesar 45,75 % dengan jumlah kasus sebanyak 113 kasus. Tak heran lantas kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Sumbawa ini menjadi lokasi surveilans resistensi obat kusta. Resistensi obat kusta dapat menggagalkan keberhasilan pengobatan sehingga penyakit masih dimungkinkan menyebar. Untuk memastikan tidak ada resistensi obat pada 14 – 17 Maret 2023 diselenggarakan surveilans resistensi obat kusta. Surveilans dilakukan bersama Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, dan Puskesmas di Kabupaten Bima yang terpilih. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari on the job training yang telah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan dimulai dari penemuan sasaran, pengambilan, dan penangan spesimen, untuk kemudian diuji di laboratorium. Sasaran kegiatan adalah penderita kusta dalam proses pengobatan tetapi tidak menunjukkan perbaikan secara klinis, Kegiatan dilakukan dengan melakukan skrining pada penderita kusta yang sudah dinyatakan Release From Treatment (RFT) di Kabupaten Bima.
Kegiatan dilaksanakan di tiga Puskesmas dengan angka kusta tertinggi, yaitu Puskesmas Belo, Puskesmas Ngali dan Puskesmas Bolo. Total sampel yang terkumpul sebanyak 45 sampel, skin smear atau kerokan kuping, masing masing Puskesmas diambil 15 Sampel. Skin smear kemudian diuji resistensi obat di Laboratorium BBTKLPP Surabaya metode PCR. Pengujian untuk mengidentifikasi gen gyrA folP1 dan rpoB kemudian pemeriksaan dilanjutkan dengan sequencing untuk mengetahui ada tidaknya resistensi terhadap Dapson, Rifampisin dan Ofloxacyn.
Kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae). Gejala yang ditimbulkan berupa bercak putih dan merah, tidak ada rasa gatal dan sakit. Karenanya penderita kusta seringkali tidak menyadarinya. Padahal penyakit kusta berpotensi menimbulkan kecacatan apabila tidak segera diobati. WHO membagi kusta menjadi tipe pausibasiler (PB) dan multibasiler (MB). Tipe PB merupakan jenis penyakit kusta yang lebih ringan, ditandai oleh bercak putih atau kemerahan berjumlah 1 hingga 5 dan atau adanya 1 gangguan saraf, sedangkan tipe MB ditandai dengan jumlah bercak atau gangguan saraf lebih dari 5. Data WHO tahun 2020 menunjukkan Indonesia masih menjadi penyumbang kasus baru Kusta nomor 3 terbesar di dunia dengan jumlah kasus berkisar 8% dari kasus dunia.
Permasalahan tingginya kasus kusta disebabkan diantaranya belum semua kasus kusta ditemukan dan ketaatan kasus minum obat belum berjalan optimal. Keduanya menyebabkan penularan di masyarakat masih terus berlangsung dan menimbulkan resistensi obat.
Berita ini disiarkan oleh BBTKLPP Surabaya. BBTKLPP Surabaya menuju Pembangunan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani. BBTKLPP Surabaya tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun. Pakai masker Cuci tangan jaga jarak vaksin. Protokol kesehatan, 3T, dan vaksin jodoh sejati kala pandemi. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi telepon (031) 99847651 (pelayanan) dan 99847673 (kesekretariatan) atau email btklsbyhumas@gmail.com
share